An-Nu’man bin Muqarrin
Dia adalah putra A‘idz, Abu Amr Al Muzani, Al Amir.
Peperangan yang pertama kali diikutinya adalah perang Ahzab. Dia pernah mengikuti Bai’ah Ar-Ridhwan, tinggal di Kufah, menjadi wali Umar di Kaskar, kemudian pergi bersama-sama pasukan Islam menuju Nahawand, dan pada saat itu dia adalah sahabat yang pertama kali mati syahid pada tahun 11 Hijriyah.
Diriwayatkan dari Ma’qil bin Yasar, bahwa Umar pernah bermusyawarah dengan Hurmuzan di Isfahan, Persia, dan Adzarbaijan. Dia berkata, “Isfahan adalah kepala, sedangkan Persia dan Azarbaijan adalah sayap. Jika kamu memotong sayap maka dia masih bisa lari dengan kepala dan sayap satunya, tetapi jika kamu memotong kepala, maka kedua sayapnya akan jatuh.” Umar kemudian berkata kepada An-Nu’man bin Muqarrin, “Aku mengangkatmu menjadi pemimpin.” Hurmuzan berkata, “Jika aku dijadikan sebagai penarik pajak, aku tidak mau, tetapi jika aku dijadikan sebagai pemimpin pasukan, aku mau.” Umar lalu berkata, “Kamu diangkat menjadi pemimpin perang.” Tak lama kemudian Umar mengirimnya sebagai delegasi untuk penduduk Kufah agar mereka membantuku. Ketika itu turut bersama pasukan mereka Hudzaifah, Az-Zubair, Al Mughirah, Al Asy’ats, Amr bin Ma’dikarib.
Dia selanjutnya menyebut redaksi haditsnya secara lengkap. Dalam kitab Mustadrak Al Hakim disebutkan bahwa Umar berkata, “Ya Allah, berilah rezeki kesyahidan kepada An-Nu’man dengan kemenangan pasukan Islam dan berilah mereka jalan keluar.” Mereka kemudian mengamininya, lalu dia mengibarkan benderanya tiga kali, lantas membawanya.
Selain itu, dia adalah orang yang pertama kali tumbang dan jatuh dari kudanya hingga menyebabkan perutnya robek. Tetapi Allah memberikan kemenangan kepadanya. Setelah itu aku menemui An-Nu’man pada akhir sisa hidupnya. Aku lalu membawakan air untuknya dan menyiramkan ke wajahnya untuk menghilangkan debunya. Dia lantas berkata, “Siapa ini?” Aku menjawab, “Ma’qil.” Dia lanjut berkata, “Apa yang dilakukan orang-orang?” Aku menjawab, “Allah telah memberikan kemenangan.” An-Nu’man berkata, “Alhamdulillah, tulislah surat kepada Umar tentang hal ini.” Setelah itu jiwanya berpisah dari raganya. Semoga Allah meridhainya.------------
siyar alam an-nubala
pustakaazzam.com
Labels: An-Nu’man bin Muqarrin
1 Comments:
dia memang patut diteladani
Post a Comment
Silakan isikan komentar dengan bahasan yang santun
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home