Saturday, December 4, 2010

Ath-Thurthusyi


Dia adalah seorang imam, ulama yang dijadikan panutan, seorang yang zuhud, syaikh madzhab Maliki, Abu Bakar Muhammad bin Al Walid bin Khalaf Al Fihri Al Andalusi. Dia adalah seorang ulama fikih di Alexandria. Thurthusyah adalah akhir perbatasan daerah umat Islam dari Utara Andalusia. Kemudian bangsa Eropa menguasainya dalam waktu yang lama.57
Tinggal di Baitul Maqdis selama beberapa tahun kemudian pindah ke daerah pesisir.
Ibnu Basykuwal berkata, “Ath-Thurthusyi adalah imam yang alim, zuhud, wara’, taat beragama, rendah diri, tidak tamak terhadap dunia dan menerima apa adanya. Al Qadhi Abu Bakar Al Arabi mengabarkan kepada kami tentangnya, bahwa dia orang yang berilmu, bersifat mulia, zuhud dan menerima apa yang menjadi bagiannya. Dia berkata kepadaku, ‘Jika ditampilkan di hadapanmu permasalahan dunia dan permasalahan akhirat, maka bersegeralah memilih akhirat sehingga kamu akan meraih dunia dan akhirat’.” 
Ibrahim bin Al Mahdi berkata, “Syaikh kita Abu Bakar, zuhud dan ibadahnya lebih banyak daripada ilmunya. Beberapa ulama menceritakan bahwa Abu Bakar Ath-Thurthusyi mencetak sekitar dua ratus ahli fikih dan mufti. Pada suatu hari dia mendatangi para fakih ketika mereka sedang tidur. Kemudian menaruh uang dinar di mulut mereka. Mereka terbangun dan melihat apa yang ada di mulut mereka.
Al Qadhi Syamsuddin Ibnu Khallikan berkata, “Ath-Thurthusyi menghadap Al Afdhal putra panglima tentara di Mesir. Al Afdhal menggelar sarungnya untuk Ath-Thurthusyi. Di samping Al Afdhal ada seorang nasrani. Kemudian dia menasihati Al Afdhal hingga membuatnya menangis.58 Lalu dia membacakan bait untuknya:
Wahai orang yang ketaatannya dekat
Haknya pasti dan menjadi keharusan
SesungguHnya orang yang karenanya kamu dimuliakan
Mengira bahwa ini semua adalah bohong
Ath-Thurthusyi menunjuk orang nasrani tersebut dan Al Afdhal memindahkannhya dari tempat duduknya.
Abu Bakar menulis kitab Siraj Al Muluk59 untuk Al Makmun Al Batha‘ihi yang ditunjuk untuk menjadi menteri wazir di Mesir setelah Al Afdhal. Dia mempunyai buku tentang metode menyelesaikan perbedaan pendapat. Al Makmun senantiasa memuji Ath-Thurthusyi dan sangat menghormatinya.
Sebuah pendapat mengatakan bahwa Ath-Thurthusyi lahir pada tahun 451 H.
Ath-Thurthusyi masuk kota Baghdad pada masa Abu Nashr Az-Zainabi. Aku berpendapat Ath-Thurthusyi belajar darinya. Dia berkata, “Aku melihat sebuah tanda di sana pada tahun 478 setelah Ashar. Kami mendengar suara keras dan hari mulai gelap. Tiba-tiba angin berhembus kencang sekali, hitam dan tebal hingga hari terlihat hitam tak terlihat. Cahaya matahari meredup seakan-akan kami berada dalam kegelapan yang pekat. Seseorang tak dapat melihat tangannya. Orang-orang panik. Kami tak ragukan lagi kalau itu adalah hari kiamat atau gempa atau azab yang sedang turun. Kejadian itu berlangsung selama roti yang dibakar telah masak. Hitamnya hari berubah menjadi merah seperti jilatan atau bara api. Kami tak meragukan lagi bahwa itu adalah api yang diturunkan Allah kepada hamba-Nya. Kami putus asa untuk menyelamatkan diri. Keadaan itu berlangsung lebih cepat dari gelapnya hari tadi. Dan Alhamdulillah kami selamat. Orang-orang saling menjarah satu sama lain di pasar. Mereka mengambil barang dagangan dan makanan. Kemudian matahari muncul beberapasan saat hingga akhirnya terbenam. 
Dia mempunyai kitab tentang pengharaman lagu, kitab tentang zuhud, komentar tentang perbedaan pendapat, kitab tentang bid’ah, kitab tentang hal-hal baru, berbakti kepada kedua orang tua, bantahan terhadap orang Yahudi, Kitab Al Amd fi Al Ushul dan kitab-kitab yang lain.
Ath-Thurthusyi wafat di Alexandria pada tahun 520 H. Semoga Allah SWT memberikan rahmat kepadanya.
---------------
siyar alam an-nubala
pustakaazzam.com

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Silakan isikan komentar dengan bahasan yang santun

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home